Motivasi berasal dari bahasa latin movere yag berarti dorongan atau
menggerakkan. Dalam kehidupan , motivasi memiliki peranan yang sangat
penting. Sebab motivasi adalah hal yang menyebabkan , menyalurkan dan
mendukung perilaku manusia , sehingga mau bekerja giat dan antusias
mencapai hasil yang optimal. Tanpa adanya motivasi dalam diri seseorang ,
maka dapat di pastikan bahwa orang itu tidak akan perah bergerak
sedikitpun dari tempatnya berada. Begitupun dalam kehidupan
berorganisasi, otivasi organisasi sangat mutlak adanya. Sehebat apapun
rencana yang telah diuat oleh ketua organisasi , apabila dalam proses
aplikasiya dilakukan oleh anggota yang kurang atau bahkan tidak memiliki
motivasi yang kuat , maka akan menyebabkan tidak terealisasikan rencana
tersebut. Tidak salah jika kemudian Flipo mendefinisikn nya dengan
“direction or motivation is essense, it is a kill in aligning employee
and organization inerest so that behavior result achievement of employee
want simultaneously with attaiment or organizatioanl objectives.
Motivasi organisasi adalah suatu keahlian , dalam mengarahkan pengawai
dan organisasi agar mau bekerja. Beradasarkan tujuan yang ingin dicapai,
manusia akan termotivasi oleh kebutuhan yang dimilikinya. Pendapat ini
sejalan dengan Robin yang mengemukakan bahwa motivasi organisasi adalah
kesediaan untuk mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi untuk tujuan
organisasi yang di kondisikan oleh kemampuan upaya itu dalam memenuhi
beberapa kebutuhan individual. Baron dalam Mangkunegara medefinisikan
motivasi organisasi sebagai proses pemberian dorongan kepada anak buah
supaya anak buah dapat bekerja sejalan dengan batasan yang diberikan
guna mencapai tujan organisasi secara optimal . Motivasi ini dapat pula
dikatakan sebagai energi untuk membangkitkan doronagn dalam diri.
Terkait dengan motivasi organisasi , perlu kita pahami, lima fungsi
utama manajemen adalah planning, organizing, staffing, leading, dan
controlling, Pada pelaksanaanya, setelah rencana dibuat , organisasi
dibentuk, dan disusun personalianya , langkah berikutnya adalah
menugaskan atau mengarahkan anggota menuju ke arah tujuan yang telah di
tentukan . Fungsi pengarahan ini secara sederhan membuat anggota
melakukan sesuatu sesuai dengan aopa yang diinginkan dan harus mereka
lakukan. Memotivasi organisasi merupakan kegiatan kepemimpinan yang
termasuk di dalam fungsi ini. Kemampuan ketua organisasi untuk
memotivasi anggotanya akan sangat menentukan efektifitas ketua. Ketua
harus dapat memotivasi para anggotanya agar pelaksanaan kegiatan dan
kepuasan kerja merka meningkat. Jika ketua membiarkan anggotanya
berjalan tanpa motivasi, maka bisa di pastikan kinerja organisasi yang
memburuk , menemukan kegagalan program kerja bahkan terancam bubar.
Menurut
Atkinson, suat organisme (dalam diri manusia dan hewan) yang dimotvasi
akan terjuan ke dalam suatu aktivitas secara lebih giat dan lebih
efisien daripada yang tidak di motivasi. Selain menguatkan organisme
itu, motivasi organisasi cenderung mengarahkan perilaku (orang yang
lapar dimotivasi untuk mencari makan , orang yang haus untuk minum, dll
). Jika demikian , motivasi organisasi sebisa mungkin memahami masalah
anggotanya , sehingga bisa memecahkan masalah secara formal maupun
informal . Baik secara organisatoris maupun pendekatan secara personal.
Sebagai pimpna organisasi , sebisa mungkin memahami masalah anggotanya
sehingga bisa memecahkan masalah scra bersama. Peran sevaluasi sangat
pentig dalam hal ini. Sehingga tidak ada anggota yang merasa terpaksa
menjalankan roda organisasi. Apalagi jika organisasi bersifat sukarela,
alias tidak ada upah kerja untuk anggotanya.salimmotivationcentre.blogspot.com
salim motivation centre
Minggu, 22 September 2013
Jumat, 20 September 2013
A. PENGERTIAN KARAKTER
Menurut
bahasa, karakter adalah tabiat atau kebiasaan. Sedangkan menurut ahli
psikologi, karakter adalah sebuah sistem keyakinan dan kebiasaan yang
mengarahkan tindakan seorang individu. Karena itu, jika pengetahuan
mengenai karakter seseorang itu dapat diketahui, maka dapat diketahui
pula bagaimana individu tersebut akan bersikap untuk kondisi-kondisi
tertentu.1
Dilihat
dari sudut pengertian, ternyata karakter dan akhlak tidak memiliki
perbedaan yang signifikan. Keduanya didefinisikan sebagai suatu tindakan
yang terjadi tanpa ada lagi pemikiran lagi karena sudah tertanam dalam
pikiran, dan dengan kata lain, keduanya dapat disebut dengan kebiasaan.
B. MEKANISME PEMBENTUKAN KARAKTER
1. Unsur dalam Pembentukan Karakter
Unsur
terpenting dalam pembentukan karakter adalah pikiran karena pikiran,
yang di dalamnya terdapat seluruh program yang terbentuk dari pengalaman
hidupnya, merupakan pelopor segalanya.2
Program ini kemudian membentuk sistem kepercayaan yang akhirnya dapat
membentuk pola berpikirnya yang bisa mempengaruhi perilakunya. Jika
program yang tertanam tersebut sesuai dengan prinsip-prinsip kebenaran
universal, maka perilakunya berjalan selaras dengan hukum alam.
Hasilnya, perilaku tersebut membawa ketenangan dan kebahagiaan.
Sebaliknya, jika program tersebut tidak sesuai dengan prinsip-prinsip
hukum universal, maka perilakunya membawa kerusakan dan menghasilkan
penderitaan. Oleh karena itu, pikiran harus mendapatkan perhatian
serius.
Tentang
pikiran, Joseph Murphy mengatakan bahwa di dalam diri manusia terdapat
satu pikiran yang memiliki ciri yang berbeda. Untuk membedakan ciri
tersebut, maka istilahnya dinamakan dengan pikiran sadar (conscious mind) atau pikiran objektif dan pikiran bawah sadar (subconscious mind) atau pikiran subjektif.3 Penjelasan Adi W. Gunawan mengenai fungsi dari pikiran sadar dan bawah sadar menarik untuk dikutip.
Pikiran
sadar yang secara fisik terletak di bagian korteks otak bersifat logis
dan analisis dengan memiliki pengaruh sebesar 12 % dari kemampuan otak.
Sedangkan pikiran bawah sadar secara fisik terletak di medulla oblongata
yang sudah terbentuk ketika masih di dalam kandungan. Karena itu,
ketika bayi yang dilahirkan menangis, bayi tersebut akan tenang di
dekapan ibunya karena dia sudah merasa tidak asing lagi dengan detak
jantung ibunya. Pikiran bawah sadar bersifat netral dan sugestif.4
Untuk memahami cara kerja pikiran, kita perlu tahu bahwa pikiran sadar (conscious)
adalah pikiran objektif yang berhubungan dengan objek luar dengan
menggunakan panca indra sebagai media dan sifat pikiran sadar ini adalah
menalar. Sedangkan pikiran bawah sadar (subsconscious) adalah
pikiran subjektif yang berisi emosi serta memori, bersifat irasional,
tidak menalar, dan tidak dapat membantah. Kerja pikiran bawah sadar
menjadi sangat optimal ketika kerja pikiran sadar semakin minimal.5
Pikiran
sadar dan bawah sadar terus berinteraksi. Pikiran bawah sadar akan
menjalankan apa yang telah dikesankan kepadanya melalui sistem
kepercayaan yang lahir dari hasil kesimpulan nalar dari pikiran sadar
terhadap objek luar yang diamatinya. Karena, pikiran bawah sadar akan
terus mengikuti kesan dari pikiran sadar, maka pikiran sadar diibaratkan
seperti nahkoda sedangkan pikiran bawah sadar diibaratkan seperti awak
kapal yang siap menjalankan perintah, terlepas perintah itu benar atau
salah. Di sini, pikiran sadar bisa berperan sebagai penjaga untuk
melindungi pikiran bawah sadar dari pengaruh objek luar.
Kita
ambil sebuah contoh. Jika media masa memberitakan bahwa Indonesia
semakin terpuruk, maka berita ini dapat membuat seseorang merasa depresi
karena setelah mendengar dan melihat berita tersebut, dia menalar
berdasarkan kepercayaan yang dipegang seperti berikut ini, “Kalau
Indonesia terpuruk, rakyat jadi terpuruk. Saya adalah rakyat Indonesia,
jadi ketika Indonesia terpuruk, maka saya juga terpuruk.” Dari sini,
kesan yang diperoleh dari hasil penalaran di pikiran sadar adalah kesan
ketidakberdayaan yang berakibat kepada rasa putus asa. Akhirnya rasa
ketidakberdayaan tersebut akan memunculkan perilaku destruktif, bahkan
bisa mendorong kepada tindak kejahatan seperti pencurian dengan
beralasan untuk bisa bertahan hidup. Namun, melalui pikiran sadar pula,
kepercayaan tersebut dapat dirubah untuk memberikan kesan berbeda dengan
menambahkan contoh kalimat berikut ini, “...tapi aku punya banyak
relasi orang-orang kaya yang siap membantuku.” Nah, cara berpikir
semacam ini akan memberikan kesan keberdayaan sehingga kesan ini dapat
memberikan harapan dan mampu meningkatkan rasa percaya diri.
Dengan
memahami cara kerja pikiran tersebut, kita memahami bahwa pengendalian
pikiran menjadi sangat penting. Dengan kemampuan kita dalam
mengendalikan pikiran ke arah kebaikan, kita akan mudah mendapatkan apa
yang kita inginkan, yaitu kebahagiaan. Sebaliknya, jika pikiran kita
lepas kendali sehingga terfokus kepada keburukan dan kejahatan, maka
kita akan terus mendapatkan penderitaan-penderitaan, disadari maupun
tidak.
2. Proses Pembentukan Karakter
Sebelum
penulis melanjutkan pembahasan, mari kita kaji ilustrasi berikut ini..
Di dalam sebuah ruangan, terdapat seorang bayi, dan dua orang dewasa.
Mereka duduk dalam posisi melingkar. Kemudian masuk satu orang lain yang
membawa kotak besar berwarna putih ke arah mereka. Setelah meletakkan
kotak tersebut di tengah-tengah mereka, orang tersebut langsung membuka
tutupnya agar keluar isinya. Apa yang terjadi...? ternyata setelah
dibuka, terlihat ada tiga ular kobra berwarna hitam dan besar yang
keluar dari kotak tersebut. Langsung saja, salah seorang dari mereka
lari ketakutan, sedangkan yang lainnya justru berani mendekat untuk
memegang ular agar tidak membahayakan, dan, tentu saja, si bayi yang ada
di dekatnya tetap tidak memperlihatkan respon apa-apa terhadap ular.
Nah,
begitu juga dengan kehidupan manusia di dunia ini. Kita semua
dihadapkan dengan permasalahan yang sama, yaitu kehidupan duniawi. Akan
tetapi respon yang kita berikan terhadap permasalahan tersebut
berbeda-beda. Di antara kita, ada yang hidup penuh semangat, sedangkan
yang lainnya hidup penuh malas dan putus asa. Di antara kita juga ada
yang hidup dengan keluarga yang damai dan tenang, sedangkan di antara
kita juga ada yang hidup dengan kondisi keluarga yang berantakan. Di
antara kita juga ada yang hidup dengan perasaan bahagia dan ceria,
sedangkan yang lain hidup dengan penuh penderitaan dan keluhan. Padahal
kita semua berangkat dari kondisi yang sama, yaitu kondisi ketika masih
kecil yang penuh semangat, ceria, bahagia, dan tidak ada rasa takut atau
pun rasa sedih.
Pertanyaannya
yang ingin diajukan di sini adalah “Mengapa untuk permasalahan yang
sama, yaitu kehidupan duniawi, kita mengambil respon yang berbeda-beda?”
jawabannya dikarenakan oleh kesan yang berbeda dan kesan tersebut
dihasilkan dari pola pikir dan kepercayaan yang berbeda mengenai objek
tersebut. Untuk lebih jelas, berikut penjelasannya.
Secara
alami, sejak lahir sampai berusia tiga tahun, atau mungkin hingga
sekitar lima tahun, kemampuan menalar seorang anak belum tumbuh sehingga
pikiran bawah sadar (subconscious mind) masih terbuka dan
menerima apa saja informasi dan stimulus yang dimasukkan ke dalamnya
tanpa ada penyeleksian, mulai dari orang tua dan lingkungan keluarga.6
Dari mereka itulah, pondasi awal terbentuknya karakter sudah terbangun.
Pondasi tersebut adalah kepercayaan tertentu dan konsep diri. Jika
sejak kecil kedua orang tua selalu bertengkar lalu bercerai, maka
seorang anak bisa mengambil kesimpulan sendiri bahwa perkawinan itu
penderitaan. Tetapi, jika kedua orang tua selalu menunjukkan rasa saling
menghormati dengan bentuk komunikasi yang akrab maka anak akan
menyimpulkan ternyata pernikahan itu indah. Semua ini akan berdampak
ketika sudah tumbuh dewasa.
Selanjutnya,
semua pengalaman hidup yang berasal dari lingkungan kerabat, sekolah,
televisi, internet, buku, majalah, dan berbagai sumber lainnya menambah
pengetahuan yang akan mengantarkan seseorang memiliki kemampuan yang
semakin besar untuk dapat menganalisis dan menalar objek luar. Mulai
dari sinilah, peran pikiran sadar (conscious) menjadi semakin dominan. Seiring perjalanan waktu, maka penyaringan terhadap informasi yang masuk melalui pikiran
sadar menjadi lebih ketat sehingga tidak sembarang informasi yang masuk
melalui panca indera dapat mudah dan langsung diterima oleh pikiran
bawah sadar.
Semakin
banyak informasi yang diterima dan semakin matang sistem kepercayaan
dan pola pikir yang terbentuk, maka semakin jelas tindakan, kebiasan,
dan karakter unik dari masing-masing individu. Dengan kata lain, setiap
individu akhirnya memiliki sistem kepercayaan (belief system), citra diri (self-image), dan kebiasaan (habit)
yang unik. Jika sistem kepercayaannya benar dan selaras, karakternya
baik, dan konsep dirinya bagus, maka kehidupannya akan terus baik dan
semakin membahagiakan. Sebaliknya, jika sistem kepercayaannya tidak
selaras, karakternya tidak baik, dan konsep dirinya buruk, maka
kehidupannya akan dipenuhi banyak permasalahan dan penderitaan.
Kita
ambil sebuah contoh. Ketika masih kecil, kebanyakan dari anak-anak
memiliki konsep diri yang bagus. Mereka ceria, semangat, dan berani.
Tidak ada rasa takut dan tidak ada rasa sedih. Mereka selalu merasa
bahwa dirinya mampu melakukan banyak hal. Karena itu, mereka mendapatkan
banyak hal. Kita bisa melihat saat mereka belajar berjalan dan jatuh,
mereka akan bangkit lagi, jatuh lagi, bangkit lagi, sampai akhirnya
mereka bisa berjalan seperti kita.
Akan
tetapi, ketika mereka telah memasuki sekolah, mereka mengalami banyak
perubahan mengenai konsep diri mereka. Di antara mereka mungkin merasa
bahwa dirinya bodoh. Akhirnya mereka putus asa. Kepercayaan ini semakin
diperkuat lagi setelah mengetahui bahwa nilai yang didapatkannya berada
di bawah rata-rata dan orang tua mereka juga mengatakan bahwa mereka
memang adalah anak-anak yang bodoh. Tentu saja, dampak negatif dari
konsep diri yang buruk ini bisa membuat mereka merasa kurang percaya
diri dan sulit untuk berkembang di kelak kemudian hari.
Padahal,
jika dikaji lebih lanjut, kita dapat menemukan banyak penjelasan
mengapa mereka mendapatkan nilai di bawah rata-rata. Mungkin, proses
pembelajaran tidak sesuai dengan tipe anak, atau pengajar yang kurang
menarik, atau mungkin kondisi belajar yang kurang mendukung. Dengan kata
lain, pada hakikatnya, anak-anak itu pintar tetapi karena kondisi yang
memberikan kesan mereka bodoh, maka mereka meyakini dirinya bodoh.
Inilah konsep diri yang buruk.
Contoh
yang lainnya, mayoritas ketika masih kanak-kanak, mereka tetap ceria
walau kondisi ekonomi keluarganya rendah. Namun seiring perjalanan
waktu, anak tersebut mungkin sering menonton sinetron yang menayangkan
bahwa kondisi orang miskin selalu lemah dan mengalami banyak penderitaan
dari orang kaya. Akhirnya, anak ini memegang kepercayaan bahwa orang
miskin itu menderita dan tidak berdaya dan orang kaya itu jahat. Selama
kepercayaan ini dipegang, maka ketika dewasa, anak ini akan sulit
menjadi orang yang kuat secara ekonomi, sebab keinginan untuk menjadi
kaya bertentangan dengan keyakinannya yang menyatakan bahwa orang kaya
itu jahat. Kepercayaan ini hanya akan melahirkan perilaku yang mudah
berkeluh kesah dan menutup diri untuk bekerjasama dengan mereka yang
dirasa lebih kaya.
TEORI MANAJEMEN PERILAKU(SALIM MOTIVATION CENTRE)
Teori Manajemen Perilaku
Teori Manajemen Perilaku (Behavioral Management Theory)
Penekanan pemikiran manajemen pasca
aliran klasik ada di seputar interaksi dan motivasi individu di dalam
organisasi. Prinsip-prinsip manajemen selama periode klasik kurang mampu
menyesuaikan diri dengan aneka situasi berbeda yang berkembang di
sekeliling organisasi. Aliran tersebut juga dianggap kurang mampu
menjelaskan munculnya perilaku pekerja yang beragam dalam menjalankan
pekerjaan. Singkatnya, aliran klasik dianggap telah mengabaikan motivasi
dan perilaku tumbuh di dalam diri pekerja. Hasilnya, muncul aliran
perilaku (behavioral).
Teori manajemen behavioral kerap disebut
gerakan hubungan manusia akibat ia menekankan pentingnya dimensi
manusia dalam pekerjaan. Teoretisi behavioral yakin bahwa pemahaman yang
lebih baik atas perilaku manusia saat mereka bekerja, seperti motivasi,
konflik, harapan, dan dinamika kelompok, akan meningkatkan
produktivitas organisasi.
Elton Mayo. Kontribusi Mayo berawal dari
Hawthorne Studies. Mayo dan rekannya F. J. Roethlisberger menyimpulkan
bahwa peningkatan produksi merupakan hasil pengawasan supervisor
ketimbang perubahan pencahayaan ruangan atau fasilitas-fasilitas lain
yang bersifat fisik bagi pekerja. Supervisor yang mampu memahami apa
yang sesungguhnya diinginkan pekerja, diyakini akan mampu meningkatkan
motivasi dan produktivitas mereka. Kesimpulan pokok dari Hawthorne
Studies adalah, hubungan antarmanusia dan kebutuhan sosial pekerja
adalah aspek kunci bagi manajemen. Konsep motivasi dalam diri manusia
ini mendorong munculnya teori dan praktek manajemen yang revolusioner.
Abraham Maslow. Seorang psikolog,
membangun apa yang kemudian dikenal sebagai Teori Kebutuhan. Teori
kebutuhan adalah teori motivasi kerja yang didasarkan pada kebutuhan
umum manusia. Teori Maslow punya 3 asumsi:
- Kebutuhan manusia tidak akan pernah terpuaskan;
- Perilaku manusia punya tujuan dan dimotivasi oleh kebutuhan untuk merasakan kepuasan; dan
- Kebutuhan dapat diklasifikasi menurut struktur hirarki dari yang terpenting, yaitu dari bawah (dasar) hingga yang lebih kemudian.
Hirarki kebutuhan Maslow sebagai berikut:
- Kebutuhan Fisiologis. Dalam kebutuhan ini, Maslow mengelompokkan seluruh kebutuhan fisik yang diperlukan manusia untuk bertahan hidup, seperti makanan atau minuman. Setelah kebutuhan fisiologis tercapai, ia bukan lagi berupa motivator.
- Kebutuhan Keamanan. Kebutuhan ini mencakup keamanan dasar, stabilitas posisi dan hubungan kerja, perlindungan, dan kebebasan dari rasa takut. Ia merupakan kondisi yang normal bagi setiap individu untuk memuaskan kebutuhan ini. Jika belum terpenuhi, maka ia menjadi motivator.
- Kebutuhan Pemilikan dan Kasih Sayang. Setelah kebutuhan fisik dan keamanan terpuaskan, mereka bukan lagi motivator. Lanjutannya, muncul kebutuhan akan kepemilikan dan kasih sayang selaku motivator. Individu cenderung mencari hubungan bermakna dengan orang lain di dalam organisasi.
- Kebutuhan Kebanggaan Diri. Individu harus membangun rasa percaya diri dan ingin meraih status, reputasi, dan kemegahan.
- Kebutuhan Aktualisasi Diri. Ini adalah kebutuhan manusia untuk menemukan jati dirinya lewat pekerjaan yang ia lakukan.
Douglas McGregor. McGregor sangat terpengaruh oleh Hawthorne Studies dan teori kebutuhan Maslow. Ia yakin ada 2 jenis manajer. Jenis pertama, manajer Teori X, yang punya pandangan negatif atas pekerja, menganggap mereka malas, tidak bisa dipercaya, dan tidak punya kemampuan. Manajer lain bertipe Teori Y, yang, mengasumsikan pekerja bukan hanya bisa dipercaya dan mampu memikul tanggung jawab, tetapi juga punya motivasi kerja yang tinggi. Aspek penting gagasan McGregor adalah keyakinannya bahwa manajer yang menganut salah satu asumsi dapat menciptakan kemampuan untuk membuat anak buah mengikuti harapan manajer.
Salimmotivationcentre.blogspot.com
SALIM MOTIVATION CENTRE(TEORI NLP)
SALIM MOTIVATION CENTRE Cara manusia memodel dunia
Kajian sederhana bagaiamana manusia memodel dunianya dan bagaimana manusia merespon/bertindak , dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:
Input : Visual, Auditory, Kinesthetic, Olfactory, Gustatory
Proses : Neurological Transforms -> First Access -> Lingustic Transform -> MAP
Output : Behaviour, Actions, Repsons
Proses pertama dimulai dari masuknya setiap informasi pada manusia melalui panca indra, kemudian setiap informasi tersebut akan diproses sedemikan rupa sehingga menjadi “MAP” (Realitas Internal ), dan terakhir adalah respons yang keluar berdasarkan MAP yang ada.
Neurogical Transforms adalah suatu proses dimana data-data dari panca indrawi manusia dirubah menjadi serangkaian projeksi kedalam otak, yang kemudian dijadikan First Access, yang lebih dikenal sebagai “Experience” / Pengalaman.
Linguistic Transorms adalah suatu rangkaian transformasi dari F.A. menjuke ke MAP, pada proses ini terjadi filter, yaitu membandingkan data baru dengan yang lama, dan juga membentuk data baru, kemudian setelah terjadi filterisasi akhirnya informasi tersebut dimaknai.
Setiap informasi yang masuk akan kita respon sesuai dengan “makna” yang kitaberikan pada informasi tersebut.
Contoh :
Jika seseorang memanggil anda dengan nada keras, bagaimana respon anda?
Jika seseorang yang anda sapa, membalas dengan wajah yang datar, bagaimana respon anda?
Seluruh respon yang anda gunakan saat itu disebabkan karena anda memberikan “makna” terhadap stimulus yang ada saat itu.
Setelah mengenal sekilas tentang bagaimana proses tersebut, kita mulai menyadari bahwa jika ingin memprogram ulang diri kita adalah dengan merubah MAP yang ada, sehingga setiap respon yang kita berikan akan lebih baik.
SALIM MOTIVATION CENTRE
Kami dari Agency Salim Motivation Centre membuka kantor baru di daerah yogyakarta jl.kalasan yogya-solo km 7 no 157,(0274)5580154/081393902670/083867861698
Dalam rangka ikut mendidik masyarakat dan para remaja akan arti pentingnya jiwa enterpreneur,wira usaha dan semangat merubah nasib,dengan menekankan pada pembelajaran,seminar,dan pentingnya pembentukan karakter demi mewujudkan masa depan,untuk itulah kami membuka kantor agency SALIM MOTIVATION CENTRE DI KOTA PELAJAR YOGYAKARTA,
biografi direktur utama salim motivation centre:Bpk.nursalim,SH,beliau dilahirkan anak ke-2 dari 5 bersaudara,mulai semenjak sekolah SMU,beliau sudah membuktikan diri bisa mandiri dengan biaya sekolah sendiri menjadi atlit tinju amatir,dari tahun 200 s/d 2003 beliau pemegang juara nasional tinju amatir kelas welter ringan 63,5kg,selanjurnya tahun 2003 s/d2009 beliau menjadi atlit tinju profesional dan di tahun 2007,beliau berhasil merebut gelar juara nasional tinju versi KTPI di kelas welter 67kg sampai tahun 2009,beliau pesiun dari tinju,tahun 2005 s/d 2009 beliau di samping menjadi atlit tinju sambil kuliah di universitas tama jagakarsa dijakarta ambil fakultas hukum,
pengalaman kerja dan organisasi;
1.Tahun 2003 s/d 2006 sambil bekerja di DP3KK,SEKRETARIAT NEGARA menjadi koordinator satgas
2,Tahun2006 s/d 2008,beliau menjadi manager di bank DBS,Di jl.gajahmada jakarta
3.Tahun 2008 s/d 20012,menjadi pembicara di pru victory agency menjadi motivator
4.Tahun 2013.beliau pulang ke daerah asal di kabupaten kebumen,membuka pelatihan pencak silat PSHT,sasana tinju terate boxing camp,dan membuka agency salim motivation centre di kota pelajar yogyakarta,kami bekerjasama dengan berbagai pihak antara lain perusahaan,kampus,sekolah SMU,dan kantor pemerintahan daerah,kami embuka seminar dengan pembicara Bpk.nursalim,SH,bagi yang berminat menggunakan jasa motivator kami bisa contak kami di:0274 5580254/081393902670/083867861698,email:salimmotivationcentre@gmail.com
Dalam rangka ikut mendidik masyarakat dan para remaja akan arti pentingnya jiwa enterpreneur,wira usaha dan semangat merubah nasib,dengan menekankan pada pembelajaran,seminar,dan pentingnya pembentukan karakter demi mewujudkan masa depan,untuk itulah kami membuka kantor agency SALIM MOTIVATION CENTRE DI KOTA PELAJAR YOGYAKARTA,
biografi direktur utama salim motivation centre:Bpk.nursalim,SH,beliau dilahirkan anak ke-2 dari 5 bersaudara,mulai semenjak sekolah SMU,beliau sudah membuktikan diri bisa mandiri dengan biaya sekolah sendiri menjadi atlit tinju amatir,dari tahun 200 s/d 2003 beliau pemegang juara nasional tinju amatir kelas welter ringan 63,5kg,selanjurnya tahun 2003 s/d2009 beliau menjadi atlit tinju profesional dan di tahun 2007,beliau berhasil merebut gelar juara nasional tinju versi KTPI di kelas welter 67kg sampai tahun 2009,beliau pesiun dari tinju,tahun 2005 s/d 2009 beliau di samping menjadi atlit tinju sambil kuliah di universitas tama jagakarsa dijakarta ambil fakultas hukum,
pengalaman kerja dan organisasi;
1.Tahun 2003 s/d 2006 sambil bekerja di DP3KK,SEKRETARIAT NEGARA menjadi koordinator satgas
2,Tahun2006 s/d 2008,beliau menjadi manager di bank DBS,Di jl.gajahmada jakarta
3.Tahun 2008 s/d 20012,menjadi pembicara di pru victory agency menjadi motivator
4.Tahun 2013.beliau pulang ke daerah asal di kabupaten kebumen,membuka pelatihan pencak silat PSHT,sasana tinju terate boxing camp,dan membuka agency salim motivation centre di kota pelajar yogyakarta,kami bekerjasama dengan berbagai pihak antara lain perusahaan,kampus,sekolah SMU,dan kantor pemerintahan daerah,kami embuka seminar dengan pembicara Bpk.nursalim,SH,bagi yang berminat menggunakan jasa motivator kami bisa contak kami di:0274 5580254/081393902670/083867861698,email:salimmotivationcentre@gmail.com
Langganan:
Postingan (Atom)